Pagi itu sangat cerah, burung – burung berterbangan, ayam jago berkokok, angin berhembus pelan merasuk ke tubuh. Hari terakhirku tinggal di kontakkan lamaku. Keluarga hendak pindah ke rumah yg di sewa oleh salah satu saudaraku dari ibu. Barang – barang telah siap kemas, rumah telah di kosongkan, dan mobil untuk pindah rumahpun telah datang. Saya dan keluargapun lekas pergi untuk pindah rumah.
Kami sekeluarga pindah ke ciomas. Perumahan pertama yang saya tempati. Karena sebelumnya saya dan keluarga tinggal di perumahan kumuh, tanpa susuran rumah yang rapih seperti sekarang ini. Hari ini berlalu dengan cepat, hanya di kerjakan dengan memberes – bereskan rumah saja. Esok hari pun datang. Hari pertamaku di rumah baru, entah apa yang akan aku lakukan. Bermainkah? Sepertinya tidak mungkin. Saya belum punya teman sama sekali, namanya juga baru pindah. Dari pada diam dirumah, mending main dijalan depan. Tak tahu lah mau main apa, yang penting tidak bosan. Selagi saya main, tiba – tiba ada yang menyamperi saya. Seorang laki – laki yang lumayan tinggi dengan kulit coklat.
“Hai, baru tinggal disini ya?” tanya orang itu.
“Iya, nih.” Jawab saya.
“Nama gw Ari, nama lu siapa?”
“Oh, nama gw Andre.”
Hari pertamaku disini adalah berkenalan dengan dia. Ari namanya. Dialah teman pertamaku. Kuharap dia dapat menjadi teman yang baik.
Hari ini aku bermain bersama Ari. Berkeliling – keliling perumahan. Oh ya, nama perumahannya itu “ Villa Ciomas”. Ternyata Ari sudah lama tinggal disini. Dari caranya memberi tahuku mengenai letak dan struktur dari perumahan yang ku tempati sekarang.
Haripun cepat berlalu. Pagi berikutnya yang kurasakan adalah ceria. Karena hari ini saya akan pergi ke sekolah baru saya. Namanya SD Mardi Yuana 3. Awalnya sih tidak mau masuk sini, karena ingin ke sekolah sebelahnya. Yah mungkin karena biaya yang mahal kalau bersekolah di sekolah yang saya inginkan. Biarkanlah, sekolah itu sama saja, tetapi muridnyalah yang membedakannya. Ternyata aku bertemu dengan teman – teman TK ku dulu.
Bel pulang sekolahpun berbunyi. Tak terasa sudah ingin pulang sekolah. Apa yah yang akan aku lakukan di rumah sekarang dengan Ari?. Sesampainya di rumah akupun bermain bersama Ari. Untungnya dia sudah pulang dari sekolahnya. Hari ini dia katanya akan mengenalkanku dengan teman – teman miliknya. Asik, tambah teman baru lagi. Namanya Arman dan Maulana. Dia lebih muda dariku dan Ari. Tak apa – apalah yang penting asik di ajak bermain bersama.
Perumahan ini terdiri dari banyak jalan. Kini aku akan coba bermain ke jalan sebelah. Tapi lebih asik di bilang dengan istilah Gang. Ternyata disitu aku menambah teman lagi, tetapi karena tidak 1 gang denganku, Ari, dan Maulana. Rasanya kurang asik. Tapi tak apalah.
Waktu berjalan dengan cepat, tak terasa sudah 1 tahun saya tinggal disini. Hari ini di sekolah, saya harus menghafal perkalian di pelajaran matematika. Wah gawat. Banyak banget. Tapi ku coba untuk menghafalnya satu per satu dengan teliti. Sayapun hafal dengan lancar. Saat di test oleh guru matematikapun, lancar tanpa ada salah satu pun. Syukurlah, perjuanganku menghafal perkalian terbayar lunas dengan hasil yang memuaskan. Di SD saya adalah murid yang biasa – biasa saja. Tidak terlalu pintar, dan tidak terlalu bodoh. Ya, ada pelajaran yang dapat saya kuasai dan ada juga yang tidak dapat saya kuasai. Matematika, itulah pelajaran yang saya sangat gemari, walau agak rumit dalam pengerjaan, tetapi hasilnya mutlak. Tidak perlu jawab panjang seperti bahasa indonesia. Hari ini saya berkenalan dengan kakak kelas. Namanya Aldo, dia baik, tinggi putih dan mungkin bagi perempuan dia sangat ganteng. Dan lebih hebatnya lagi, dia tinggal di Villa Ciomas juga. Perumahan dimana aku tiggal juga. Tetapi dia tinggal di blok paling depan, jauh dari tempatku. Tak apa – apa, yang penting temanku tambah lagi.
Ada teman sekelasku, namanya Ruth. Dia perempuan, selain teman sekolah, dia juga teman jemputanku. Ya, setiap sekolah saya menggunakan jemputan. Karena agar ibu tidak perlu bolak – balik dari rumah ke sekolah. Rumahnya pun sama, berada di perumahan Villa Ciomas. Haha, lucu sekali, berkenalan dengan orang yang tinggal di perumahan yang sama. Saya dan Ruth sangat dekat. Jajan bersama, main bersama, makan bekal bersama, dan duduk di jemputanpun bersama. Yaitu di depan. Ya, kami selalu pulang dari sekolah di depan, dekat om yang menjemput kami. Kedekatan kami mungkin bisa di bilang pacaran, kata orang zaman sekarang. Tetapi saat itu, kami menganggapnya hanya sekedar temenan saja. Tidak lebih.
Waktu dan waktu terus berjalan. Tak terasa 2 tahun telah kembali berlalu. Aku berpindah jemputan, tak tahu alasannya kenapa, yang jelas aku tidak berada di jemputan yang lama. Dalam waktu yang bersamaan, Ruth sahabatku tidak ikut jemputan lagi. Tak tahu kenapa alasannya, tetapi yang jelas, dia tidak dapat pulang sendiri. Mungkin di antar oleh bapaknya atau ibunya. Jujur, saya sedih, kenapa harus keluar. Padahal dulu tanteku sempat berkata, “Punya pacar gk dre?”. Dengan malu – malu kujawab “Ruth, tapi gk tau juga sih.” Tapi mungkin kata – kata itu tak akan terucap kembali.
Di hari yang sama itu, ada pindahan baru yang bertempat 3 rumah ke arah kiriku, dia keluar rumah saat aku sedang bermain bola dengan teman – temanku di Gang rumah. Ternyata orangnya sempat aku lihat, saat aku bermain sepedah. Tak sekedar melihat, tetapi dia menyapaku seperti sudah kenal dari lama. Aku lupa namanya, tetapi aku hapal betul wajahnya. Karena lumayan lama tak berjumpa dengannya, jadi sudah lama juga tak pernah menyebut namanya.
“Kayak pernah ketemu, benerkan?” tanyaku kepadanya.
“Iya, waktu main sepedah kan?” jawab dia.
“Ya, betul. Nama gw Andre.”
“Nama gw, Wawan.”
Oh ternyata namanya Wawan. Baru keingat kembali.
“Udah pada kenal ya?” tanya ari dengan tiba – tiba.
“Iya, dulu gw pernah ketemu.” Jawab saya.
“Main bareng kita aja, nama gw Ari”.
“Ayo, nama gw Wawan.” Jawab wawan.
Hari ini juga, temanku bertambah kembali. Wawan. Ya sahabat berikutnya yang bertempat denganku di dalam 1 Gang rumah. Senang sekali rasanya. Tetapi keesokan harinya, Maulana temanku pindah rumah, tak tahu alasannya kenapa. Tetapi katanya dia ingin pindah rumah ke pagelaran. Tidak terlalu jauh dari sini. Tetapi jaraknya lumayan kalau untuk jalan.
Malam ini adalah malam minggu. Ari memanggil ku di depan rumah. Dia mengajakku untuk bermain di luar. Lekas aku menjawab Ya. Ibu dan bapakku menyetujuinya, asalkan tidak terlalu malam. Hatiku gembira sekali. Bermain bersama dengan teman yang berada di Gang lain. Ramai sekali. Hari ini aku bermain petak umpet. Permainan dahulu yang menurutku sangat mengasikkan.
Ibuku sudah lama hamil. Dan katanya beberapa hari lagi akan lahir. Dirumah makin ramai. Aku baru memiliki adik satu. Agnes namanya. Dia adik yang asik bagiku. Walau kadang – kadang membuat kesal.
Dan ternyata hari-H pun tiba. Ibuku melahirkan adik laki – laki yang diberi nama Alex Mario Kristian. Wah nama yang bagus sekali menurutku. Aku senang sekali. Hari – hariku berikutnya di hiasi dengan berbagai orang yang memberi selamat kepada ibuku dan memberikan hadiah. Lumayan menurutku. Kasur kecil, Alat perlengkapan bayi dan masih banyak lagi.
2 bulan pun telah berlalu. Ternyata ada orang pindahan baru lagi di di daerah Gang rumahku ini. Saat aku lihat, ada anak laki – laki didalamnya. Wah asik, nambah teman baru lagi.
“Hai, nama gw Andre.” Tanyaku malu kepada dia.
“Nama gw Echa.” Jawab dia
Itulah awal perkenalanku dengan dia. Echa. Begitulah namanya. Dia tinggal dengan orang tua berserta adiknya. Ebi, kalau tidak salah itulah namanya. Adiknya adalah perempuan. Kurasa dia dapat bermain dengan adikku.
Sore harinya aku mengenalkan Echa dengan teman – temanku yang lain. Mereka dapat menerima Echa dengan baik. Syukurlah, kini aku memiliki sahabat yang kurasa mereka seperti keluargaku sendiri. Kami selalu bermain bersama. Sampai ada suatu acara dimana kita harus menari bersama. Bukan menari tradisional layaknya perempuan. Tetapi menari modern. Dan yang ikut serta adalah aku dan teman – temanku, Ari, Wawan, dan Echa. Wah makin senang saja dan semangat. Kami latihan bersama di malam hari, menari sambil bercanda agar tidak bosan. Lagu yang diiringi dalam menaripun cukup lucu. Tak tahu namanya apa, tetapi ku ingat liriknya“Mengaku bujangan, kepada setiap wanita. Ternyata cucunya segudang.” Itulah sebagian lirik yang masih saya ingat. Acarapun dimulai. Kami berdandan secukupnya, dan menggunakan lipstik, itulah hal yang tak akan terlupakan. Menggunakan lipstik, tetapi tidak lipstik seperti perempuan, Cuma dikasih kuas dengan warna merah. Tetapi menurutku seperti di pakai lipstik. Acara itu diselenggarakan di bundaran perumahan. Ramai sekali, rasa guguppun tambah besar. Tetapi untungnya acara berlangsung dengan lancar tanpa ada kesalahan sedikitpun.
Keesokan harinya sangat capek. Ngantuk, itulah yang masih dirasakan, mungkin karena acara kemarin minggu tersebut. disekolah seperti biasa, belajar dan bermain. Kedekatanku dengan Ruth mungkin tak seperti dulu, karena kami bukan anak kecil dan mungkin diantara kita sudah mengenal istilah pacaran. Sehingga kami tidak mau di anggap pacaran karena masih bersekolah. Sepulang sekolah, wawan mengampiriku dirumah untuk mengajak aku bermain. Akupun setuju dan kami bermain. Sore harinya Ari dan Echa pulang sekolah. Ari punya ide untuk mengajak kami bermain ke sungai. Ya di Gang saya terdapat sungai yang berada di sebelah barat rumah saya. Untungnya saya dapat berenang. Karena saya dan Ari les berenang bersama di sebulah kolam renang. Kami bermain bersama, asik sekali. Saling mengguyur air, berenang kesana dan sini. Dan terkadang melihat kuning yang mengambang. Lucu sekali, kami semua tertawa, dan berenang supaya tidak terekena.
Keesokan harinya, sepulang sekolah, ada sebulah keluarga yang baru saja pindah rumah. Semoga saja ada anak laki – laki yang dapat di ajak bermain bersama. Harapku demikian. Ada seorang ibu – ibu yang akan pergi dari rumah itu. Aneh, baru pindah tetapi hendak pergi kembali. Tak tahulah apa maksudnya, tetapi dia sedikit takut saat melihat seorang laki – laki, sehingga ia perlu berputar arah untuk pergi. Saat laki – laki itu datang, dia heran kemana pergi perempuan itu, yang ternyata pembantunya. Ternyata perempuan itu telah pergi jauh dengan membawa HP milik laki – laki ini. Lucu sekali. Baru pindah tetapi sudah kemalingan. Kasihan, kucoba untuk menghiburnya.
“Namanya siapa?” tanyaku.
“Nama gw Robert.” Jawab dia.
“Gimana? Gak apa-apa kan?”
“Biarlah, untung Cuma HP aja yang di ambil.” Sambil agak sedih.
“Baguslah, lebih baik kita main bareng aja.”
“Ok, kalau gitu.”
Hari ini temanku bertambah kembali. Robert namanya. Walau nasibnya kurang beruntung. Tetapi semoga dia terhibur dengan ku dan teman – teman yang lainnya. Hari ini aku senang, menurutku, aku mempunyai sahabat sejati. Ari, Wawan, Echa dan Robert. Ya merekalah yang sangat dekat denganku, walau masih ada yang lainnya. Malam harinya kami bermain bersama kembali dengan Robert, sahabat baru kami.
1 tahun telah berlalu, hari ini aku kelas 5 SD, dan adikku Agnes kini telah kelas 1 SD. Dia bersekolah di sekolah yang sama denganku. Agar dapat pergi dengan jemputan yang sama.
Saat pulang sekolah, aku, wawan, dan echa berkumpul dan berbicara bersama.
“Gimana nanti kalau udah lulus?” kata wawan.
“Gw sih pengennya masuk SMP 4 biar sama kayak sekolah bapak gw dulu.” Jawab saya
“Kalau gw sih liat nanti aja.” Jawab echa.
“Kalau SMP 4 sih ekskulnya hari sabtu, klu SMP 7 hari kamis.” Kata wawan.
“Jadi lu milih SMP 7?” tanya saya.
“Mungkin, tapi lihat saja nanti.” Kata wawan.
Kami berbincang bersama mengenai kelulusan kami nanti 1 tahun lagi. Tak terasa, waktu berjalan dengan sangat cepat.
Hari berikutnya. Mungkin hari ini sangat berkesan bagiku. Ya tanpa diketahui wawan berkata kepada kami bahwa hari ini dia akan pindah rumah. Mimpi buruk yang pernah ku alami pun terjadi. Dia berkata bahwa dia akan pindah ke cibinong, tidak jauh sih dari tempat tinggalku dan teman – teman. Ya sangat sedih. Tetapi tanpa di sadari bapak bilang dirumah bahwa kami akan pindah rumah lagi. Ke Ciapus. Kalau yang ini lumayan jauh. Katanya bapak akan membeli rumah. Bukan ngontrak lagi. Kabar baik sih, tetapi saya kurang suka, karena harus berpisah dengan teman – temanku. Ya, wawan pindah di hari senin, sedangkan saya dihari kamis, hanya berselang 3 hari dari kepindahan wawan. Teman – teman mungkin agak kecewa. Tapi mau bagaimana lagi, mungkin ini keputusan terbaik yang di buat oleh kedua orang tua ku. Kami sekeluarga membereskan barang untuk ke -3 kalinya agar dapat pindah ke rumah baru kami. Alam Tirta Lestari. Begitulah nama perumahan baru saya.
Waktu berjalan sangat cepat, dan tak terasa saya sudah lulus. Saya sangat berharap dapat masuk ke sekolah impian saya. Tetapi kenyataan berkata tidak. Kini bukan karena biaya. Tetapi karena saya yang kurang pintar untuk dapat masuk ke SMP 4. Terpaksa aku masuk ke SMP Satu Bakti. Sekolah milik saudara Nenekku. Tapi, biarkanlah yang penting dapat bersekolah.
Keesokan harinya, aku berencana untuk mengunjungi temanku di Villa Ciomas. Ku harap masih lengkap dan saya dapat bermain bersama walau untuk sementara. Tetapi ternyata tidak. Echa temanku ternyata sudah pindah sejak lama. Mungkin setelah 1 bulan kepindahanku. Mungkin hanya Ari dan Robert yang ada.
Dua tahun kembali berlalu. Sekarang saya telah kelas 2 SMP. Aku dapat kabar bahwa wawan bersekolah di SMP 4. Wah, dia memang hebat. Ternyata dia sangat pintar, sampai dia dapat masuk ke sekolah yang tak dapat ku masuki.
Sepulang sekolah saya ingin mengunjungi temanku kembali. Saat datang ternyata Robert telah pindah rumah. Alahkah sedihnya, kini semua telah menghilang. Kenangan bermain bersama – sama, bercanda bersama, tangis, gembira, marah yang pernah dirasakan telah tiada.
Untuk sahabat – sahabatku, Wawan, Ari, Echa, dan Robert. Saya hanya dapat berharap, semoga kalian dapat menjalani hidup dengan baik, diberi kesehatan, Rezeki yang banyak, dan yang terpenting adalah, kita dapat bertemu untuk bermain dan bercanda bersama kembali. Selamat tinggal semuanya.
Kenangan bersama kita, “TAK AKAN TERLUPAKAN”.
-selesai-
1 komentar so far
Terima kasih,ini sangat keren
Silahkan
Kunjungi website kami
EmoticonEmoticon